Balapan Kerbau, Tradisi Budaya "Tana Samawa"

Selamat membaca . Software Akuntansi Laporan Keuangan Terbaik Balapan Kerbau, Tradisi Budaya "Tana Samawa" Spoiler for balapkebo: Spoiler for balapkebo: "Ala e sai nongka discolour Makatoan lako aku Sa nya baing gila roda." Demikian sepenggal device "Lawas Ngumang" yang artinya "siapakah yang belum mengenal tanyakan padaku inilah pemilik kerbau river Roda (nama kerbau juara balapan). "Lawas Ngumang" (sejenis puisi tradisi khas Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat) itu ditembangkan seorang pria dengan lantang sambil mengacungkan "Mangkar" (cambuk khas Sumbawa yang khusus digunakan untuk menghalau kerbau pada saat "Barapan Kebo". "Ngumang" dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan kegembiraan karena telah menang dalam Barapan Kebo" (balapan kerbau). Ngumang juga bertujuan untuk memberikan semangat kepada peserta sekaligus barapan memperkenalkan diri kepada penonton. Barapan Kebo merupakan tradisi masyarakat agraris Sumbawa termasuk Sumbawa Barat yang hingga kini masih hidup di "Tana Samawa" (nama lain Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat). Tradisi ini digelar masyarakat suku Samawa setiap menjelang musim tanam. Selain sebagai pesta menyambut datangnya musim tanam yang digelar besar-besaran pada lahan sawah yang akan ditanami. Tradisi adu cepat kerbau yang kerap digelar di Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat ini juga diselenggarakan untuk mengolah tanah sawah gum mudah ditanami. HL Muhadli, budayawan yang juga Ketua Lembaga Adat Sumbawa Barat mengatakan, tradisi "Barapan Kebo" diwarisi secara turun-temurun oleh masyarakat Sumbawa yang merupakan kebiasaan warisan leluhur Suku Samawa. Awalnya tradisi ini dilaksanakan sebagai penghibur ketika musim hujan tiba yang selalu diikuti dengan musim tanam padi. Saat hujan turun ni sawah-sawah digenangi air. Pada saat inilah maternity petani mulai berbondong-bondong mengolah sawah-sawah mereka untuk ditanami, mulai dari membersihkannya rumput dan tanaman cheater lain hingga menggemburkan tanah sawah dengan cara membajaknya. Kerbau menjadi hewan utama untuk membantu petani membajak sawah. Masyarakat kemudian berbondong-bondong membawa ternak kerbau (dalam Bahasa Sumbawa disebut Kebo) mereka, turun ke sawah-sawah. Kegiatan membajak sawah tentulah merupakan kegiatan yang melelahkan. Karena itu dalam kondisi fisik yang lelah dan jenuh, maternity petani membutuhkan hiburan. "Naluri seni masyarakat paronomasia akhirnya menginspirasi kegiatan hewan-hewan ini untuk dijadikan hiburan sebagai wujud kegembiraan pada musim tanam padi. Tradisi ini kemudiam menjadi pesta rakyat yang dikenal dengan "Barapan Kebo". Kerbau-kerbau yang sebelumnya berfungsi hanya untuk membajak sawah ini, akhirnya menjadi penghibur bagi masyarakat. Pada sawah-sawah yang hendak ditanami, secara bergantian kerbau-kerbau milik masyarakat akan beradu cepat dari satu sawah ke sawah lainnya. Kegiatan ini terus dilakukan secara turun-temurun dan menjadi budaya atau tradisi bagi masyarakat Samawa. Setelah fungsinya tidak lagi hanya membajak sawah, melainkan sebagai hiburan, kegiatan ini dipoles dengan cita rasa seni masyarakatnya. Menurut Muhadli, hewan yang dikenal lamban ini paronomasia akhirnya diadu untuk bisa berlari cepat saling mendahului satu sama lainnya. Dalam perkembangannya, untuk lebih menertibkan jalannya kegiatan adu cepat kerbau ini karena telah berfungsi pula sebagai hiburan, maka dibuatlah aturan pertandingannya. Demikian awal dari tradisi "Barapan Kebo" yang hingga kini masih tetap digelar "Tau Samawa" (orang Sumbawa). Bahkan kini tradisi ini menjadi salah satu daya tarik wisata di Kabupaten Sumbawa maupun Sumbawa Barat. Kalender wisata Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa Barat Hajamuddin mengatakan, Barapan Kebo memiliki banyak keunikan dan cukup potensial dijadikan daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke daerah ini. Kini tradisi Barapan Kebo tersebut menjadi kalender wisata Kabupaten Sumbawa Barat. Bahkan barapan yang mirip dengan karapan sapi di Madura itu kini digalar hampir setiap bulan di daerah ini terutama pada musim tanam seperti sekarang ini. Sekarang ini tidak hanya petani yang menjadi peserta Barapan Kebo. Para pejabat di Kabupaten Sumbawa Barat juga mengikutkan kerbau andalannya untuk ikut berlaga di field barapan tersebut. Para pejabat membaur dengan masyarakat "menikmati" atraksi Barapan Kebo tersebut. "Ini sekaligus sebagai ajang silaturahim antara masyarakat dan pemerintah. Moment tersebut juga dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat guna meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan di daerah ini," ujarnya. Bagi Pemkab Sumbawa Barat 2012 ini merupakan tahun promosi melalui berbagai upaya termasuk melalui atraksi budaya dan menggelar tradisi seperti Barapan Kebo. Ini dihajatkan untuk manarik minat maternity wisatawan untuk berkunjung ke daerah ini. Dalam kaitan pada 2012 Pemkab Sumbawa Barat berencana membangun field khusus Barapan Kebo yang sekaligus bisa digunakan untuk atraksi kesenian dan masyarakat bisa berjualan cindramata di field tersebut. "Karena itu kalau kami mengharapkan dana pertanggungjawaban sosial perusahaan (CSR) PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) diarahkan untuk pengembangan pariwisata di daerah ini terutama untuk membangun field Barapan Kebo. Ini kita harapkan menjadi daya tarik wisata guna menarik minat wisatawan berkunjung ke daerah ini," ujarnya. Selain Barapan Kebo, mulai Januari hingga Desember 2012 Dinas ESDM Kebudayaan dan Pariwisata Sumbawa Barat juga menggelar lomba Kebo (kerbau) Hias dan juga Festival Seni Budaya "Kemuter Telu" menampilkan musik tradisional bernuansa Islami. "Di samping itu kami juga memasang baliho di kawasan wisata Senggigi Lombok Barat yang kini ramai dikunjungi wisatawan macanegara dan di kawasan Bandara Internasional Lombok (BIL). Untuk melakukan promosi pariwisata kami juga sudah membuka website khusus pariwisata," kata Hajamuddin. Sementara itu Wakil Bupati Sumbawa Barat H Mala Rahman mengatakan, berbagai acara yang dilaksanakan di daerah ini dikaitkan dengan information unggulan Visit Lombok Sumbawa (VLS) 2012 dengan direct kunjungan satu juta wisatawan yang kini sedang digalakkan Pemerintah Provinsi NTB. "Berbagai acara (event) yang kita gelar di Kabupaten Sumbawa Barat ini harus ada ’link-nya’ dengan information unggulan VLS 2012. Jadi harus mendapat dukungan penuh dari pemprov dan kabupaten/kota lainnya di NTB," katanya. Ia mengatakan, selain memiliki banyak obyek wisata alam dan pantai, Kabupaten Sumbawa Barat juga kaya akan seni budaya yang cukup potensial untuk menarik wisatawan berkunjung ke daerah ini. Dalam pengembangan seni dan budaya tersebut dilakukan bekerja sama dengan budayawan dan seniman yang ada di daerah ini. Mala Rahman mengakui pengembangan Pariwisata Kabupaten Sumbawa Barat tidak terlepas dari peran perusahaan tambang tembaga dan emas PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) yang juga peduli terhadap pengembangan seni dan budaya di daerah bermoto "Pariri Lema Bariri" termasuk membangun fasilitas di sejumlah obyek wisata di Pantai Maluk dan Jelenga. "Saya mengakui peranan PTNNT dalam pengembangan pariwisata di Sumbawa Barat ini cukup besar. Perusahaan tambang ini ikut membina sanggar seni di daerah ini. Bahkan tidak jarang menampilkan atraksi kesenian tradisional khas Sumbawa Barat pada setiap acara termasuk di Jakarta," katanya. sumber Mohon berkenan memberikan dan Jual Mobil Murah . Ultrabook Notebook Tipis Harga Murah Terbaik . Harga Notebook .
Jual Beli Kaskus
Bookmark and Share

0 comments:

Post a Comment